LAUNCHING Implementasi Kurikulum Nasional dan Sosialisasi Magehhh pada Sekolah

Mulai tahun pelajaran 2024/2025 kurikulum merdeka mulai diresmikan menjadi kurikulum yang dilaksanakan secara nasional. Untuk wilayah kecamatan Bojongsari dan Kutasari acara launching implementasi kurikulum nasional dilaksanakan di lapangan desa Metenggeng pada hari Sabtu 20 Juli 2024.


Dengan dilakukannya acara launching diharapkan menjadi semangat bagi pendidik, peserta didik, dan masyarakat untuk ikut mensukseskan implementasi kurikulum merdeka.

Acara diawali dengan senam bersama, penampilan dari pendidik dan peserta didik. Acara juga dimeriahkan dengan pembagian door prize yang antusias dinanti disela-sela acara.

Workshop Implementasi Kurikulum Nasional
SMPN 3 KUTASARI
Tahun Pelajaran 2024/2025.

SMP N 3 Kutasari menggelar kegiatan workshop untuk memantapkan dan mematangkan pendidik menjelang awal masuk tahun pelajaran 2024/2025 pada hari Kamis, 18 Juli 2024. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan penerapan kurikulum merdeka yang sudah di launching menjadi kurikulum nasional.

Acara dipandu oleh Bu Lani selaku MC dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars SMP N 3 Kutasari yang dipimpin oleh dirigen Bu Siska. Setelah itu acara dilanjutkan dengan doa yang dibawakan oleh Pak Anjar.

Selanjutnya sambutan oleh kepala sekolah Pak Priyanto dan juga pengawas sekolah oleh Pak Dumari. Acara semakin menarik dengan pemateri Pak Bangun Pracoyo yang membawakan materi tentang Paradigma Baru Kurikulum Nasional dan Pengelolaan P5. Lalu dilanjut materi review KOSP oleh Pak Dumari.

Setelah istirahat siang, acara pun dilanjutkan dan ditutup dengan materi Menciptakan Budaya Positif di Sekolah oleh Pak Priyanto.

PERINGATAN HARI PAHLAWAN TAHUN 2022

SMP NEGERI 3 KUTASARI

Peringatan hari pahlawan tahun 2022 SMP Negeri 3 Kutasari, dilaksanakan dengan menggelar upacara Bendera. Bertempat di lapangan utama SMP N 3 Kutasari, bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Priyanto, S. Pd.I, M. Pd.I, sedangkan petugas upacara dari pengurus OSIS.

Pengibaran Bendera

Bapak Kepala Sekolah dan Wakil kepala sekolah berfoto dengan para petugas upacara

Pada kesempatan tersebut Bapak Kepala sekolah membacakan Amanat Menteri Sosial dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2022. Dalam amanat disebutkan bahwa para pahlawan bangsa telah berjuang hingga rela mengorbankan segalanya demi tegaknya negara Indonesia. Kegigihan para pahlawan seharusnya dapat menjadi teladan bagi kita untuk gigih dalam menghadapai tantangan bangsa di masa depan, diantaranya adalah kesiap siagaan kita dalam menghadapi Pandemi Covid-19 untuk “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.

Dalam kesempatan ini juga Bapak Kepala Sekolah berkenan memberikan penghargaan kepada para penulis puisi terbaik dari kelas 7, kelas 8 dan kelas 9. Para penulis Puisi terbaik pada peringatan hari sumpah pemuda dan hari pahlawan adalah sebagai berikut:

  1. “Hari Sumpah Pemuda” karya Rohfiyani kelas 7A
  2. “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” karya Vita Andansari kelas 7B
  3. “Sumpah Pemuda” karya Fitria kelas 8D
  4. “Pahlawan” karya Sekar Maila Hana kelas 8A
  5. “Sumpah Pemuda” karya Ulianti kelas 9D
  6. “Taksu Sang pahlawan” karya Rita Safitri kelas 9D

Bapak Kepala sekolah berfoto dengan para penulis puisi terbaik

Semoga kita bisa mewarisi dan meneladani semangat pantang menyerah para pahlawan kita terdahulu.

Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemudah Tahun 2022 SMPN 3 Kutasari

Reporter : Ikhda Rijalul ‘Abid

Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemudah Tahun 2022 SMPN 3 Kutasari dipusatkan di lapangan upacara SMPN 3 Kutasari, bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Ashri Muhammad Rafi’ie, S. Pd. Petugas upacara bendera dari pengurus OSIS SMPN 3 Kutasari.

Pada kesempatan itu pembina upacara membacakan Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sambutan tersebut berisi tentang bagaimana pemuda menjadi pelopor persatuan Indonesia di masa lampau dan akan terus menjadi perekat persatuan bangsa sekarang dan di masa depan.

Pada kesempatan itu juga di berikan penghargaan siswa yang berprestasi mengharumkan nama Spentriku di tingkat Kabupaten Purbalingga. Mereka yang telah berprestasi sebagai berikut:

  1. Ananda Tukiman kelas 9D sebagai Juara Harapan 1 Lomba Tilawah Al Qur’an
  2. Ananda Eka Setiawan kelas 7C sebagai Juara 3 Pencak Silat Kategori Kelas A Putra
  3. Ananda Eka Aninditiya kelas 9B sebagai juara 2 Pencak Silat Kategori Kelas D Putri
  4. Ananda Sinta Kelas 8C sebagai juara 1 Pencak Silat Kategori Kelas A Putri
  5. Ananda Putri Safira Kelas 8B sebagai juara 3 Pencak Silat Kategori Kelas D Putri

Selamat Kepada para juara dan teruslah berprestasi di masa depan

Setelah kegiatan upacara selesai dilanjutkan dengan lomba cipta puisi yang di ikuti oleh seluruh keluarga besar Spentriku yang terdiri dari seluruh siswa, Bapak Ibu guru, dan karyawan.

Spentriku Jaya!

PENINGGALAN-PENINGGALAN HINDU BUDDHA

Coba kalian amati gambar di atas! Candi Prambanan dan Borobudur merupakan peninggalan pada masa Hindu Buddha di Jawa Tengah. Selain dua candi ini, masih banyak peninggalan masa Hindu Buddha yang lain. Apa saja peninggalan-peninggalan tersebut? Mari kita pelajari uraian di bawah ini bersama.

  1. Candi dan Stupa

Bangunan Candi dan Stupa ada yang didirikan sebagai tempat pemujaan dan ada yang didirikan sebagai makam.

Gambar Candi Mendut

Contoh Bangunan yang digunakan Agama Hindu, antara lain: Candi Prambanan, Candi Sukuh, Candi Canggal, Candi Gedong Songo.

Contoh Bangunan yang digunakan Agama Buddha, antara lain: Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, Candi Plaosan.

  1. Gapura

Gambar

Gapura Wringin Lawang

Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbang.

  1. Paduraksa adalah gapura yang beratap dan berdaun pintu.
  2. Bentar adalah gapura yang menyerupai candi terbelah dua.

Contoh Bangunan Gapura di antaranya: Gapura Wringin Lawang di Trowulan peninggalan kerajaan Majapahit.

  1. Petirtaan

Gambar Petirtaan Jolotondo

Petirtaan adalah pemandian suci di kalangan istana.

Misalnya: Petirtaan Tirtha Empul dan Jolotondo.

  1. Patung / Arca

Bentuk patung Hindu tidak sama dengan bentuk patung budha.

  1. Patung Hindu umumnya berbentuk dewa – dewi, tokoh, dan makhluk dan mistik.

Misalnya: Patung raja Airlangga berbentuk patung Dewa Wisnu sedang menunggang garuda dan patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita.

Gambar

patung Ken Dedes

  1. Patung Budha bentuknya mewujudkan Sang Budha Gautama sendiri. Patung Budha tampil dalam berbagai posisi.

Misalnya: sikap Dhyana – Mudra yaitu sikap tangan sedang bersemedi atau sikap Wara- Mudra yaitu sikap tangan sedang memberi anugerah.

  1. Relief

Gambar Relief Candi Prambanan

Relief adalah seni pahat pada dinding suatu bangunan atau candi. Relief itu melukiskan suatu cerita.

Contohnya adalah Cerita Ramayana yang dipahat pada dinding Candi Prambanan.

  1. Prasasti

Prasasti adalah tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi sejarah, dan peringatan atau catatan suatu peristiwa.

Gambar Prasasti Ciaruteun

Contoh Prasasti di antaranya: Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Talang Tuo, Prasasti kota Kapur, dan lainnya.

  1. Kitab

Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, laporan tentang suatu peristiwa atau sejarah. Isi Kitab tidak berupa kalimat langsung, melainkan rangkaian puisi indah dalam sejumlah bait. Ungkapan dalam bentuk puisi ini biasa disebut Kakawin.

Gambar Isi kitab Negarakertagama

Kitab – kitab Peninggalan Masa Hindu – Budha antara lain:

  • Kakawin Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
  • Kitab Negara Kertagama dan Sutasoma karya Mpu Prapanca.

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA DAN PERSEBARAN ISLAM DI INDONESIA

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA DAN PERSEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Islam masuk dan berkembang di Indonesia awalnya melalui hubungan perdagangan. Hal itu kemudian berkembang melalui perkawinan, pendidikan, politik, dan kebudayaan. Setelah berkembang agama Islam, kemudian memberikan pengaruh terhadap pola hidup masyarakat Indonesia.

Pada Abad Ke-13 Masehi, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut lahir sebagai suatu kekuatan politik, ekonomi dan budaya yang baru setelah berakhirnya masa kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia. Bagaimanakah berkembangan masyarakat Indonesia pada masa islam? Mari, kita pelajari bersama di bawah ini.

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Jalur perdagangan laut para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia melalui pesisir Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Maluku. Hal ini berpengaruh terhadap masyarakat di Indonesia. Kapal-kapal dagang dari Arab, Persia, dan Gujarat mulai menyinggahi beberapa tempat di pesisir Sumatra sejak abad ke-7 Masehi, sekaligus memperkenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat di Indonesia, termasuk para mubaligh dan ulamanya. Hasilnya,

terbentuklah sejumlah pemukiman muslim di berbagai daerah tersebut.

Sejak awal Selat Malaka merupakan jalur utama lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional. Setidaknya ada dua jalur yang menjadi rute masuknya Islam ke Indonesia, yaitu:

  • Jalur Utara dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Damaskus, Irak, Persia, Gujarat (Pantai Barat India), Srilanka dan Indonesia.
  • Jalur Selatan dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Yaman, Gujarat, Srilanka, Indonesia.

Agama dan kebudayaan Islam dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh para pedagang Islam dari Gujarat, Arab, dan Persia pada abad ke-7 M. Pendapat para ahli itu didukung oleh teori-teori sebagai berikut:

  1. Teori Mekkah


Buya Hamka

Teori ini menjelaskan tentang peranan orang-orang Arab dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Hal ini berdasarkan bukti bahwa bangsa Indonesia sejak awal telah menganut mazhab Syafi’i yang sama dengan mazhab yang dianut di Mekkah. Salah seorang tokoh yang menganut Teori Mekkah adalah Buya Hamka, Anthony H. Johns.

  1. Teori Persia


Hoesein Djajadiningrat

Teori ini dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat ini menjelaskan tentang kesamaan kebudayaan yang berkembang di masyarakat Indonesia dan kebudayaan yang berkembang di Persia. Misalnya, perayaan 10 Muharram atau Asyuro dan tradisi Tabot di Pariaman Sumatera Barat dan Bengkulu.

  1. Teori Gujarat

Pendukung teori ini antara lain adalah 1) Snouck Hurgronje; 2) Mouquette; 3) Bernard H.M Vlekke; 4) J. Pijnapel; dan 5) W.F Stutterheim. Menurut Snouck Hurgronje agama Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat (India) sekiar abad ke-13 M. Sebagai bukti pernyataan ini adalah Batu nisan Sultan Samudra Pasai Malik al-Saleh bertuliskan angka 698 H atau 1297 M, memiliki kesamaan dengan nisan yang ada di Cambay, Gujarat. Catatan Marcopolo ketika singgah di Sumatera pada tahun 1292 bahwa di Perlak sudah banyak yang memeluk Islam.


Snouck Hurgronje

PERSEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Persebaran Islam di Indonesia terjadi secara bertahap. Daerah pertama yang mendapat pengaruh Islam adalah bagian Barat karena merupakan jalur perdagangan internasional. Pusat kerajaan Islam di bagian barat seperti Samudera Pasai dan Aceh yang kemudian menyebar ke kota-kota pelabuhan seperti Banten, Jepara, Gresik, Tuban, Makassar, serta Ternate dan Tidore. Bagaimanakah cara persebaran Islam ke berbagai tempat di Indonesia? Cara-cara tersebut antara lain melalui:

  1. Perdagangan: Wilayah Indonesia merupakan jalur pelayaran dan perdagangan sehingga menjadi daerah pertemuan para pedagang baik antar pedagang lokal maupun dengan bangsa lain seperti Arab, Cina, Persia, dan

    Gujarat. Mereka juga berdagang sambil menyebarkan agama Islam di Indonesia.
  2. Pernikahan: Para pedagang muslim yang menetap di pelabuhan banyak yang melakukan pernikahan dengan penduduk setempat. Pernikahan dengan putri bangsawan juga banyak yang terjadi sehingga melahirkan putera muslim yang kelak membawa pengaruh besar terhadap penyebaran Islam di Indonesia.
  3. Pendidikan: Penyebaran melalui cara pendidikan langsung, umumnya dilakukan oleh para ulama yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan Islam. Para ulama itu kemudian mendirikan pesantren atau sekolah.
  4. Kesenian: Beberapa tokoh Islam menyebarkan agama yang diselipkan melaui pertunjukan kesenian misalnya pertunjukan wayang kulit, misal oleh Sunan Kalijaga. Dengan demikian Islam lebih mudah diterima, sekaligus memperkaya budaya masyarakat setempat.


Untuk mempelajari lebih detail lagi silahkan dilihat video di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=2pAenItBDO4&t=1s

Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

Peta jalur perdagangan India-Cina

Semangat Pagi anak-anak!! Kali ini kita akan membahas materi selanjutnya yaitu tentang masuknya kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia. Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ataupun peninggalan lain yang tersebar di Indonesia bukan? Hal tersebut merupakan bukti pengaruh dari agama Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia. Bagaimana pertama kali agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia? Mari kita simak penjelasan di bawah ini!

Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut, sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama Tiongkok dan India yang merupakan pusat agama Hindu dan Buddha terbesar di Asia. Melalui jalur perdagangan, agama Hindu dan Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. Berikut ini beberapa pendapat (teori) mengenai masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur

  1. Teori Waisya

Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom yang menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh pedagang India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil menunggu perubahan arah angin, pedagang India sementara menetap di Indonesia dan kemudian memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan pribumi. Menurut N.J Krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

NJ. Krom

  1. Teori Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu Buddha yang dilakukan golongan ksatria:

  1. C.C Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria India ini ada yang terlibat konflik perebutan kekuasaan di Indonesia. Sedikit banyak bantuan yang diberikan membantu kemenangan bagi salah satu kelompok/suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, mereka dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku/kelompok yang dibantunya. Dari sinilah para ksatria mudah menyebarkan tradisi Hindu Buddha kepada keluarga yang dinikahinya tadi dan berkembang tradisi Hindu Buddha dalam kerajaan di Indonesia.

KUIS

Menurut pendapatmu, manakah teori yang paling kuat terkait dengan masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia? Berikan penjelasan!

  1. Moorkeji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari India yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia dan golongan ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
  2. J.L Moens menghubungkan situasi pada awal abad ke 5 proses terbentuknya kerajaan di Indonesia dan situasi di India. Ternyata di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia setelah mengalami kehancuran. Mereka nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
  3. Teori Brahmana

Teori ini diungkap oleh J.C van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu Buddha India menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa peninggalan kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia pada prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.

  1. Teori Arus Balik

Teori ini diungkapkan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia yang mengembangkan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia. Teori ini menyebutkan bahwa banyak pemuda yang belajar agama Hindu Buddha ke India. Setelah memperoleh ilmu yang banyak mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.

F.D.K Bosch

Simak juga video di bawah ini yaa….!!

https://www.youtube.com/watch?v=rjIb3F7xHYo&t=4s

Sumber:

https://mediaindonesia.com/humaniora/447731/ini-teori-masuknya-agama-hindu-dan-budha-ke-indonesia

Pengaruh Hindu Buddha terhadap Masyarakat di Indonesia

Masuknya budaya Hindu Buddha ke Indonesia mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan masuknya pengaruh Hindu Buddha terjadi perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Apa saja pengaruh budaya Hindu Buddha dalam masyarakat Indonesia? Simak penjelasan berikut ini mengenai pengaruh budaya Hindu Buddha bagi masyarakat Indonesia!!

  1. Bidang Pemerintahan

Sebelum kebudayaan dan agama Hindu Buddha masuk, masyarakat dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih oleh anggota masyarakatnya. Setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu Buddha terjadi perubahan. Kedudukan kepala suku digantikan oleh raja seperti halnya di India. Kedudukan raja tidak lagi dipilih rakyatnya akan tetapi diturunkan secara turun temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan dianggap sebagai puncak dari segala hal dalam negara.

  1. Bidang Sosial

Pengaruh Hindu Buddha dalam bidang sosial ditandai dengan munculnya pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat. Dalam masyarakat Hindu dikenal dengan system kasta yang membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya. Golongan brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama. Golongan ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang, petani) menduduki golongan ketiga dan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan keempat atau golongan terendah. Adanya pembagian kelompok berdasarkan kasta berdampak pada perbedaan hak-hak antara golongan yang berlainan seperti hal pewarisan harta, pemberian sanksi, dan kedudukan dalam pemerintahan.

Sistem kasta dalam masyarakat Hindu

  1. Bidang Ekonomi

Sejak terbentuknya jalur perdagangan laut yang menghubungkan India dan Cina, kegiatan perdagangan di Kepulauan Indonesia berkembang pesat. Daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang. Kapal-kapal dari India dan Cina banyak yang singgah untuk menambah persediaan makanan dan minuman, menjual dan membeli barang dagangan, atau menanti waktu yang baik untuk berlayar. Kemudian muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan.

  1. Bidang Agama

Hubungan antara Indonesia dan pusat Hindu Buddha di Asia berawal dari hubungan dagang antara Indonesia, India, dan Cina. Hal ini menyebabkan pusat-pusat perdagangan di Indonesia juga menjadi pusat-pusat Hindu Buddha. Selanjutnya pusat-pusat ini berkembang menjadi pusat kerajaan dan pusat penyebaran Hindu Buddha ke berbagai wilayah. Dengan tersebarnya Hindu Buddha, banyak masyarakat Indonesia yang menganut agama Hindu Buddha. Meski demikian, system kepercayaan terhadap roh halus yang sudah berkembang sejak masa praaksara tidak punah.

  1. Bidang Kebudayaan

Setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu Buddha terjadilah perpaduan antara budaya asli Indonesia dan Hindu Buddha yang disebut juga akulturasi. Hasilnya adalah kebudayaan baru yang memiliki ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Contoh hasil akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan kebudayaan Hindu Buddha sebagai berikut:

  1. Seni Bangunan

Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah

Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara Hindu Buddha dengan budaya asli Indonesia. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur dari India. Bentuk candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur asli Indonesia.

  1. Seni Rupa dan Seni Ukir

Relief pada dinding Candi Borobudur

Pengaruh Hindu Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir. Hal ini dilihat pada relief yang dipahatkan pada dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha.

  1. Sastra dan Aksara

Berkembangnya karya sastra terutama bersumber dari Mahabarata dan Ramayana melahirkan seni pertunjukan wayang kulit. Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik. Cerita pertunjukan wayang berasal dari India tetapi wayangnya asli dari Indonesia.

Seni pertunjukan wayang kulit

Simak juga video di bawah ini yaa….!!

https://www.youtube.com/watch?v=l4e1PWxYED4

 

Mean Median dan Modus

Mean, Median, dan Modus


Bagaimana dengan penjelasan sebelumnya tentang penyajian data? Sekarang kita lanjut memahami tentang mean, median, dan modus.

Mean

Pengertian Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Rumus Cara Menghitung Mean (Nilai Rata-Rata)

Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, …, xn, mean dari data tersebut dirumuskan sebagai berikut

Median

Pengertian median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data tang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Rumus dan Contoh Soal Median Data Tunggal

Tentukan median dari data berikut.

4, 6, 7, 8, 5, 5, 9, 4, 7

Jawab:

Urutkan data terlebih dahulu.

4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9 (banyaknya datum = 9(ganjil).

Jadi, median dari data tersebut adalah 6.

Modus

Modus merupakan nilai yang paling sering muncul. Apabila ada data data frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka bisa memakai modus. Untuk bisa melihat hasil akhir dari modus maka kita harus menentukan kelas pada tabel dengan memilih frekuensi yang paling banyak. Lihat detail rumusnya dibawah ini

Shalat Sebagai Medium Pendidikan

Oleh: Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I.

(Kepala SMP Negeri 3 Kutasari)

Salah satu pengalaman Rasulullah saw dalam rangka mendidik taqwa kepada umat manusia ialah pengalaman Isra’ dan Mi’raj. Puncak dari perjalanan Isra’ Mi’raj adalah diterimanya perintah shalat wajib langsung dari Allah Swt tanpa melalui perantara sebagaimana perintah agama yang lain. Sepintas perintah shalat ini tidak jauh berbeda dengan perintah keagamaan lainnya. Namun jika direnungkan secara tepat dan mendalam, shalat mengandung dimensi kemanusian yang yang sangat luas. Dalam momentum peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini perlu kiranya menelusuri pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya dengan melakukan muhasabah atas ibadah shalat kita selama ini dengan pertanyaan, sudah benarkah ibadah shalat kita?

Menurut Al-Jabiri, shalat selain memiliki misi spiritual-teologis juga memiliki misi moral-sosiologis sekaligus. Dalam hal ini, misi spiritual shalat adalah membimbing manusia memasuki alam kesadaran, bahwa ia hanyalah mahluk lemah. Sedangkan misi sosial adalah bagaimana mengajarkan manusia tentang nilai-nilai adiluhung demi menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang berkepribadian utama, berakhlakul karimah, serta memahami setiap hak dan kewajiban dalam hidup berkomunitas.

Allah Swt berfirman: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Qs. al-Ankabuut: 45). Ayat ini mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Dan selanjutnya, mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial.

Kemalasan dan keengganan melaksanakan shalat di samping sebagai tanda-tanda kemunafikan, dan semakin lunturnya imannya seseorang, dalam skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim. Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim. Rasul bersabda: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama” (HR. Imam Baihaqi). Itu artinya, kekokohan sendi-sendi sosial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauhmana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Kuatnya bangunan ditentukan oleh kokohnya tiang penyangga.

Sejatinya Islam adalah agama yang menjamin wujudnya keadilan sosial. Tapi kenyataannya di masyarakat cita-cita itu jauh panggang dari api. Sebaliknya, atmosfer sosial bangsa ini seakan telah tertutup kabut gelap; kemiskinan, kebodohan begitu kuat menjerat masyarakat. Sementara, korupsi telah membudaya di kalangan para pejabat negeri ini. Genaplah sudah penderitaan bangsa ini.

Adanya realitas semacam ini, tentu kita bertanya-tanya, apakah ini sebuah bentuk kecelakaan sejarah. Jika memang warga Indonesia mengaku muslim, sudah pastinya nilai-nilai ibadah shalat yang mengandaikan kesalehan spiritual dan sosial dapat menjamin wujudnya masyarakat yang madani? Bukankan shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (Qs. al-Ankabut: 45), sehingga korupsi semestinya menjadi perbuatan paling dibenci di negeri ini? Tapi agaknya ketaatan beragama dan berketuhanan orang-orang muslim di negeri ini tidak selalu termanifestasi dalam kesatuan manusia yang beradab, kebersatuan sebagai bangsa religius dan solid.

Kalau keadilan sosial tidak juga wujud sampai hari ini di Indonesia, pastilah ada yang salah dengan shalat yang dilakukan oleh orang-orang Islam di negeri ini. Ibadah shalat yang dilakukan sebagai ibadah spiritual nyatanya masih saja belum bisa ditransformasikan secara nyata ke dalam ibadah sosial umat Islam sehari-hari. Yang ada, shalat hanya dilakukan untuk menyombongkan kesalehan individual yang sejatinya tidak mereka miliki. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna,” (Qs. al-Ma’un: 4-7).

Dalam kondisi seperti ini semua umat Islam memiliki tanggung-jawab yang sama, yakni bagaimana mentransformasikan nilai-nilai kesalehan spiritual ibadah shalat ke dalam kesalehan sosial yang wujud dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan itu diharapkan, umat Islam sebagai kekuatan besar yang dimiliki bangsa ini, merasa memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelamatkan umatnya dari keterpurukan, penderitaan dan kemiskinan.

Shalat yang mempunyai fungsi kontrol atas bentuk-bentuk ketidak-adilan harusnya bisa betul-betul wujud dalam kepribadian dan menjadi komitmen bersama umat muslim di negeri ini. Sudah semestinya umat Islam berdiri di garda paling depan dalam mengusung semangat keadilan sosial dalam membela rakyat kecil, melindungi hak kaum miskin, menentang segala bentuk diskriminasi dan melakukan protes sosial terhadap pemerintahan yang korup atau yang semata mengajar kepuasan politik pribadi.

Ibadah shalat cukup menjadi bekal aksi. Sebagai sebuah medium pendidikan, shalat memiliki segudang kelengkapan materi. Materi pendidikan akan prinsip hidup dan berkehidupan. Takbir adalah pendidikan tentang semangat pengabdian. Wudhu adalah pendidikan tentang purifikasi dan kejujuran. Ketetapan lima waktu shalat adalah pendidikan tentang kedisiplinan. Bentuk ritual shalat berjamaah adalah pendidikan tentang persamaan dan kebersamaan. Salam adalah pendidikan tentang kepedulian.

Al-hasil, jika manusia mampu menanamkan kembali moralitas ketuhanan ke dalam jiwanya maka terciptalah pribadi unggul (insan kamil); pribadi yang sifat dan perilakunya selalu berimplikasi baik terhadap makhluk yang lain (rahmatan li al-alamin). Wallahu a’lamu bis shawab.