Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia

Peta jalur perdagangan India-Cina

Semangat Pagi anak-anak!! Kali ini kita akan membahas materi selanjutnya yaitu tentang masuknya kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia. Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ataupun peninggalan lain yang tersebar di Indonesia bukan? Hal tersebut merupakan bukti pengaruh dari agama Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia. Bagaimana pertama kali agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia? Mari kita simak penjelasan di bawah ini!

Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut, sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama Tiongkok dan India yang merupakan pusat agama Hindu dan Buddha terbesar di Asia. Melalui jalur perdagangan, agama Hindu dan Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. Berikut ini beberapa pendapat (teori) mengenai masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur

  1. Teori Waisya

Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom yang menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh pedagang India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil menunggu perubahan arah angin, pedagang India sementara menetap di Indonesia dan kemudian memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan pribumi. Menurut N.J Krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

NJ. Krom

  1. Teori Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu Buddha yang dilakukan golongan ksatria:

  1. C.C Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria India ini ada yang terlibat konflik perebutan kekuasaan di Indonesia. Sedikit banyak bantuan yang diberikan membantu kemenangan bagi salah satu kelompok/suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, mereka dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku/kelompok yang dibantunya. Dari sinilah para ksatria mudah menyebarkan tradisi Hindu Buddha kepada keluarga yang dinikahinya tadi dan berkembang tradisi Hindu Buddha dalam kerajaan di Indonesia.

KUIS

Menurut pendapatmu, manakah teori yang paling kuat terkait dengan masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia? Berikan penjelasan!

  1. Moorkeji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari India yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia dan golongan ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
  2. J.L Moens menghubungkan situasi pada awal abad ke 5 proses terbentuknya kerajaan di Indonesia dan situasi di India. Ternyata di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia setelah mengalami kehancuran. Mereka nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
  3. Teori Brahmana

Teori ini diungkap oleh J.C van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu Buddha India menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa peninggalan kerajaan bercorak Hindu Buddha di Indonesia pada prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.

  1. Teori Arus Balik

Teori ini diungkapkan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia yang mengembangkan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia. Teori ini menyebutkan bahwa banyak pemuda yang belajar agama Hindu Buddha ke India. Setelah memperoleh ilmu yang banyak mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.

F.D.K Bosch

Simak juga video di bawah ini yaa….!!

https://www.youtube.com/watch?v=rjIb3F7xHYo&t=4s

Sumber:

https://mediaindonesia.com/humaniora/447731/ini-teori-masuknya-agama-hindu-dan-budha-ke-indonesia

Pengaruh Hindu Buddha terhadap Masyarakat di Indonesia

Masuknya budaya Hindu Buddha ke Indonesia mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan masuknya pengaruh Hindu Buddha terjadi perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Apa saja pengaruh budaya Hindu Buddha dalam masyarakat Indonesia? Simak penjelasan berikut ini mengenai pengaruh budaya Hindu Buddha bagi masyarakat Indonesia!!

  1. Bidang Pemerintahan

Sebelum kebudayaan dan agama Hindu Buddha masuk, masyarakat dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih oleh anggota masyarakatnya. Setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu Buddha terjadi perubahan. Kedudukan kepala suku digantikan oleh raja seperti halnya di India. Kedudukan raja tidak lagi dipilih rakyatnya akan tetapi diturunkan secara turun temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan dianggap sebagai puncak dari segala hal dalam negara.

  1. Bidang Sosial

Pengaruh Hindu Buddha dalam bidang sosial ditandai dengan munculnya pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat. Dalam masyarakat Hindu dikenal dengan system kasta yang membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya. Golongan brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama. Golongan ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang, petani) menduduki golongan ketiga dan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan keempat atau golongan terendah. Adanya pembagian kelompok berdasarkan kasta berdampak pada perbedaan hak-hak antara golongan yang berlainan seperti hal pewarisan harta, pemberian sanksi, dan kedudukan dalam pemerintahan.

Sistem kasta dalam masyarakat Hindu

  1. Bidang Ekonomi

Sejak terbentuknya jalur perdagangan laut yang menghubungkan India dan Cina, kegiatan perdagangan di Kepulauan Indonesia berkembang pesat. Daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang. Kapal-kapal dari India dan Cina banyak yang singgah untuk menambah persediaan makanan dan minuman, menjual dan membeli barang dagangan, atau menanti waktu yang baik untuk berlayar. Kemudian muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan.

  1. Bidang Agama

Hubungan antara Indonesia dan pusat Hindu Buddha di Asia berawal dari hubungan dagang antara Indonesia, India, dan Cina. Hal ini menyebabkan pusat-pusat perdagangan di Indonesia juga menjadi pusat-pusat Hindu Buddha. Selanjutnya pusat-pusat ini berkembang menjadi pusat kerajaan dan pusat penyebaran Hindu Buddha ke berbagai wilayah. Dengan tersebarnya Hindu Buddha, banyak masyarakat Indonesia yang menganut agama Hindu Buddha. Meski demikian, system kepercayaan terhadap roh halus yang sudah berkembang sejak masa praaksara tidak punah.

  1. Bidang Kebudayaan

Setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu Buddha terjadilah perpaduan antara budaya asli Indonesia dan Hindu Buddha yang disebut juga akulturasi. Hasilnya adalah kebudayaan baru yang memiliki ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Contoh hasil akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan kebudayaan Hindu Buddha sebagai berikut:

  1. Seni Bangunan

Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah

Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara Hindu Buddha dengan budaya asli Indonesia. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur dari India. Bentuk candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur asli Indonesia.

  1. Seni Rupa dan Seni Ukir

Relief pada dinding Candi Borobudur

Pengaruh Hindu Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir. Hal ini dilihat pada relief yang dipahatkan pada dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha.

  1. Sastra dan Aksara

Berkembangnya karya sastra terutama bersumber dari Mahabarata dan Ramayana melahirkan seni pertunjukan wayang kulit. Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik. Cerita pertunjukan wayang berasal dari India tetapi wayangnya asli dari Indonesia.

Seni pertunjukan wayang kulit

Simak juga video di bawah ini yaa….!!

https://www.youtube.com/watch?v=l4e1PWxYED4

 

Mean Median dan Modus

Mean, Median, dan Modus


Bagaimana dengan penjelasan sebelumnya tentang penyajian data? Sekarang kita lanjut memahami tentang mean, median, dan modus.

Mean

Pengertian Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

Rumus Cara Menghitung Mean (Nilai Rata-Rata)

Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, …, xn, mean dari data tersebut dirumuskan sebagai berikut

Median

Pengertian median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data tang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Rumus dan Contoh Soal Median Data Tunggal

Tentukan median dari data berikut.

4, 6, 7, 8, 5, 5, 9, 4, 7

Jawab:

Urutkan data terlebih dahulu.

4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9 (banyaknya datum = 9(ganjil).

Jadi, median dari data tersebut adalah 6.

Modus

Modus merupakan nilai yang paling sering muncul. Apabila ada data data frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka bisa memakai modus. Untuk bisa melihat hasil akhir dari modus maka kita harus menentukan kelas pada tabel dengan memilih frekuensi yang paling banyak. Lihat detail rumusnya dibawah ini

Shalat Sebagai Medium Pendidikan

Oleh: Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I.

(Kepala SMP Negeri 3 Kutasari)

Salah satu pengalaman Rasulullah saw dalam rangka mendidik taqwa kepada umat manusia ialah pengalaman Isra’ dan Mi’raj. Puncak dari perjalanan Isra’ Mi’raj adalah diterimanya perintah shalat wajib langsung dari Allah Swt tanpa melalui perantara sebagaimana perintah agama yang lain. Sepintas perintah shalat ini tidak jauh berbeda dengan perintah keagamaan lainnya. Namun jika direnungkan secara tepat dan mendalam, shalat mengandung dimensi kemanusian yang yang sangat luas. Dalam momentum peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini perlu kiranya menelusuri pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya dengan melakukan muhasabah atas ibadah shalat kita selama ini dengan pertanyaan, sudah benarkah ibadah shalat kita?

Menurut Al-Jabiri, shalat selain memiliki misi spiritual-teologis juga memiliki misi moral-sosiologis sekaligus. Dalam hal ini, misi spiritual shalat adalah membimbing manusia memasuki alam kesadaran, bahwa ia hanyalah mahluk lemah. Sedangkan misi sosial adalah bagaimana mengajarkan manusia tentang nilai-nilai adiluhung demi menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang berkepribadian utama, berakhlakul karimah, serta memahami setiap hak dan kewajiban dalam hidup berkomunitas.

Allah Swt berfirman: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Qs. al-Ankabuut: 45). Ayat ini mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Dan selanjutnya, mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial.

Kemalasan dan keengganan melaksanakan shalat di samping sebagai tanda-tanda kemunafikan, dan semakin lunturnya imannya seseorang, dalam skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim. Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim. Rasul bersabda: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama” (HR. Imam Baihaqi). Itu artinya, kekokohan sendi-sendi sosial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauhmana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Kuatnya bangunan ditentukan oleh kokohnya tiang penyangga.

Sejatinya Islam adalah agama yang menjamin wujudnya keadilan sosial. Tapi kenyataannya di masyarakat cita-cita itu jauh panggang dari api. Sebaliknya, atmosfer sosial bangsa ini seakan telah tertutup kabut gelap; kemiskinan, kebodohan begitu kuat menjerat masyarakat. Sementara, korupsi telah membudaya di kalangan para pejabat negeri ini. Genaplah sudah penderitaan bangsa ini.

Adanya realitas semacam ini, tentu kita bertanya-tanya, apakah ini sebuah bentuk kecelakaan sejarah. Jika memang warga Indonesia mengaku muslim, sudah pastinya nilai-nilai ibadah shalat yang mengandaikan kesalehan spiritual dan sosial dapat menjamin wujudnya masyarakat yang madani? Bukankan shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (Qs. al-Ankabut: 45), sehingga korupsi semestinya menjadi perbuatan paling dibenci di negeri ini? Tapi agaknya ketaatan beragama dan berketuhanan orang-orang muslim di negeri ini tidak selalu termanifestasi dalam kesatuan manusia yang beradab, kebersatuan sebagai bangsa religius dan solid.

Kalau keadilan sosial tidak juga wujud sampai hari ini di Indonesia, pastilah ada yang salah dengan shalat yang dilakukan oleh orang-orang Islam di negeri ini. Ibadah shalat yang dilakukan sebagai ibadah spiritual nyatanya masih saja belum bisa ditransformasikan secara nyata ke dalam ibadah sosial umat Islam sehari-hari. Yang ada, shalat hanya dilakukan untuk menyombongkan kesalehan individual yang sejatinya tidak mereka miliki. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna,” (Qs. al-Ma’un: 4-7).

Dalam kondisi seperti ini semua umat Islam memiliki tanggung-jawab yang sama, yakni bagaimana mentransformasikan nilai-nilai kesalehan spiritual ibadah shalat ke dalam kesalehan sosial yang wujud dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan itu diharapkan, umat Islam sebagai kekuatan besar yang dimiliki bangsa ini, merasa memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelamatkan umatnya dari keterpurukan, penderitaan dan kemiskinan.

Shalat yang mempunyai fungsi kontrol atas bentuk-bentuk ketidak-adilan harusnya bisa betul-betul wujud dalam kepribadian dan menjadi komitmen bersama umat muslim di negeri ini. Sudah semestinya umat Islam berdiri di garda paling depan dalam mengusung semangat keadilan sosial dalam membela rakyat kecil, melindungi hak kaum miskin, menentang segala bentuk diskriminasi dan melakukan protes sosial terhadap pemerintahan yang korup atau yang semata mengajar kepuasan politik pribadi.

Ibadah shalat cukup menjadi bekal aksi. Sebagai sebuah medium pendidikan, shalat memiliki segudang kelengkapan materi. Materi pendidikan akan prinsip hidup dan berkehidupan. Takbir adalah pendidikan tentang semangat pengabdian. Wudhu adalah pendidikan tentang purifikasi dan kejujuran. Ketetapan lima waktu shalat adalah pendidikan tentang kedisiplinan. Bentuk ritual shalat berjamaah adalah pendidikan tentang persamaan dan kebersamaan. Salam adalah pendidikan tentang kepedulian.

Al-hasil, jika manusia mampu menanamkan kembali moralitas ketuhanan ke dalam jiwanya maka terciptalah pribadi unggul (insan kamil); pribadi yang sifat dan perilakunya selalu berimplikasi baik terhadap makhluk yang lain (rahmatan li al-alamin). Wallahu a’lamu bis shawab.

HUT ke-17, SPENTRIKU Launching Buku dan Si-APIK

Kutasari, 17 Januari 2022—SMP Negeri 3 Kutasari menorehkan prestasi yang membanggakan dengan meluncurkan buku berjudul Meniti Pandemi dan Si-APIK. Buku Meniti Pandemi merupakan kumpulan puisi yang di tulis oleh Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan SMP Negeri 3 Kutasari, Bait-bait puisi ini, merupakan respon positif terhadap pandemic covid-19 dengan tetap produktif dalam bekerja dan berkarya. Buku ini mencantumkan aspirasi, artinya menggambarkan bermacam-macam suasana sudut pandang yang ada, suka dan duka, resah dan gelisah, sendu dan sedan, pesimis dan optimis serta solusi dan strategi. Selain itu juga menggambarkan perjuangan yang gigih guru dan karyawan SMP Negeri 3 Kutasari, yang dirangkai dalam bait-bait puisi “Meniti Pandemi”.

Selain launching buku meniti pandemi, SMP Negeri 3 Kutasari juga melaunching si-APIK, yaitu System Administrasi Pembelajaran dan Informasi Kepegawaian. System diharapkan dapat membantu sekolah dalam penguatan mutu pembelajaran di masa pandemic covid-19 dimana SMP Negeri 3 Kutasari masih menerapkan bended learning, 50% pembelajaran dengan tatap muka dan 50% sisanya pembelajaran dilaksanakan dengan daring.

Acara launching buku meniti pandemic dan si-APIK merupakan acara puncak rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun SMP Negeri 3 Kutasari yang ke-17. Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah lomba tumpeng, lomba kebersihan kelas, pemilihan guru dan karyawan teladan, Apel, launching buku dan si-APIK, serta Tasrakuran. Acara dihadiri oleh pengawas Dindikbud Kab. Purbalingga Eko Supriyanto, S.Pd. dan Komite Sekolah.

Acara launching buku dan Si-APIK dibuka dengan sambutan Kepala SMP Negeri 3 Kutasari. Dalam sambutannya, Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I. menyampaikan bahwa meski dimasa pandemi covid-19 kita musti tetap produktif dan semangat dalam berkarya. Selain itu, sekolah harus mampu menjamin mutu pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu upaya control mutu pembelajaran adalah dengan dilaunchingnya si-APIK. Lebih lanjut Priyanto juga meyampaikan bahwa momen Hari Ulang Tahun Sekolah ke-17 menjadi wahana evaluasi kerja sekolah selama 17 tahun sekaligus sebagai wahana menyusun proyeksi untuk kemajuan sekolah di masa yang akan datang. Untuk itu pada HUT ke-17 ini SMP Negeri 3 Kutasari mengambil tema The Bright Seventeen, semoga ke depan semakin bersinar.

Diakhir acara launching diberikan penghargaan kepada juara lomba tumpeng, lomba kebersihan kelas, guru dan karyawan berdedikasi. Acara Launching dan tasyakuran selesai pada pukul 13.00 WIB. [pri]

Wudhu Sebagai Hidromassage dalam Kesehatan

Oleh : Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I.

(Kepala SMPN 3 Kutasari)

Wudhu merupakan salah satu ajaran Islam untuk menjaga kesucian tubuh yang secara khusus dilaksanakan sebelum menjalankan ibadah tertentu, seperti shalat, berzikir, berdoa, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Selain itu, wudhu juga bisa dilakukan sebelum mengerjakan aktifitas lain, seperti tidur, bekerja, belajar, perjalanan dan lain sebagainya. Pengertian wudhu secara garis besar adalah membersihkan/ menyucikan diri dari segala kotoran dan najis, dimulai dengan membasuh muka (disertai niat) dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki. Dalam fiqih mazhab Syafi’i, ada enam hal yang menjadi rukun wudhu, yakni niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan tertib.

Adapun perintah berwudhu dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 6, Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Selain itu, dalam hadits Rasulullah saw., Barang siapa yang wudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat tanpa membisikkan sesuatu ke dalam hatinya (khusyu) selama shalat dua rakaat itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagai ajaran Islam, wudhu mengandung banyak hikmah dan manfaat. Diantara manfaat wudhu adalah anggota tubuh yang dibasuh dalam wudhu akan bercahaya pada hari kiamat, dapat menghapuskan dosa-dosa dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, wudhu juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Mukhtar Salim menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Prayers, A Sport for The Body and Soul, bahwa berwudhu yang baik dan benar dapat mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Orang yang berwudhu secara otomatis membersihkan anggota tubuh dan kulitnya. Ia selalu menjaga kebersihan hidungnya, tangannya, wajahnya, hingga kedua kakinya. Bahkan berwudhu bisa mencegah kanker kulit. Setiap hari orang pasti bersentuhan dengan banyak elemen, termasuk bahan-bahan kimia. Dengan berwudhu, bahan kimia yang menempel dikulit akan larut dan hilang.

Para sarjana Barat telah banyak yang meneliti tentang manfaat wudhu. Diantaranya adalah Leopold Werner von Ehrenfels (psikiater dan neurolog Austria). Berdasarkan hasil penelitiannya, ia mengatakan bahwa berwudhu menjadikan tubuh selalu sehat. Selain itu, Ahmad Syauqi Ibrahim (ahli penyakit dalam dan jantung), mengatakan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air (mengalirkan air) akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan, menjadikan rileks saraf otot, serta hilangnya kenaikan detak jantung, nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur).

Selanjutnya penelitian dr. Magomedov, menyimpulkan bahwa wudhu mampu menstimulasi irama tubuh secara alami. Hal ini terjadi karena pada anggota tubuh yang dibasuh ketika wudhu terdapat 61 titik dari 65 titik refleks China (drastic point) yang cukup dipijat atau diusap secara lembut untuk mengaktifkannya. Stimulus yang diberikan pada titik-titik tersebut melalui sentuhan, usapan, dan guyuran air wudhu akan diantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi, yaitu sistem saraf dan hormone bekerja untuk mengadakan homeostansis (keseimbangan). Dari berbagai hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa wudhu selain sebagai ibadah juga dapat dikategorikan sebagai hidromassage atau pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan. Ayo Wudhu!!!. Wallahua’lambishshawaab.

Guru IPS : Perdana Oviana Saputro, S.Pd.

Perdana Oviana Saputro biasa dipanggil Perdana atau Dana. Perdana lahir di Purbalingga pada tanggal 07 November 1992, dari pasangan Sukhad dan Sugiyanti. Ia merupakan anak pertama dan mempunyai dua saudara kandung bernama Dwi Asalia Nurita dan Gifani Rosilia. Perdana menghabiskan waktu kecil dan remaja di daerah Purbalingga Wetan tepatnya di Jalan Lawet 35B Purbalingga atau belakang kantor Kejaksaan Negeri Purbalingga. Sekarang ia telah menikah dengan wanita bernama Hafi Diana Pratiwi dan dikaruniai seorang anak bernama Althaf Dzakiandra Putra (4 tahun) dan tinggal di Desa Kedarpan, Kejobong, Purbalingga.

Perdana memulai pendidikan formal di SD Negeri 1 Purbalingga Wetan (lulus 2004). Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Purbalingga (lulus 2007). Pada tahun yang sama, ia melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Purbalingga dan lulus pada 2010. Setelah lulus SMA, Perdana melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi di Kota Pelajar yaitu Universitas Negeri Yogyakarta. Ia diterima di Program Studi Pendidikan Ekonomi pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2015.

Saat ini Perdana mengajar mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Kutasari dan diberikan tugas tambahan sebagai wali kelas 7 D dan Bendahara BOS.

Wakil Kepala Sekolah : Choirul Rahmawati, S.Pd.

Choirul Rahmawati, putri ketiga dari empat bersaudara lahir di Surakarta, 8 Juli 1972 saat ini bekerja sebagai pengajar Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Memulai pendidikan formal tahun 1978 di SDN 1 Banyuanyar, Surakarta, kemudian berlanjut di SMP N 12 Surakarta dan SMA N 6 Surakarta. Dan pada tahun 1995 menyelesaikan pendidikan di Jurusan Pendidikan Biologi ProgramStudi MIPA di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ibu dari tiga orang anak laki-laki, bertempat tinggal di Penambongan Rt 03 Rw 04 Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga. Hobby membaca dan menulis puisi sejak SMA tapi sempat terhenti setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas. Setelah menjadi pengajar mencoba mengasah kembali hobby lama.

Guru Bahasa Inggris : Aicca Indra Bayu Purwono, S.Pd.

Namanya adalah Aicca Indra Bayu Purwono, Lahir di Purbalingga, 17 April 1988, ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Indra adalah panggilan akrabnya.

Memulai pendidikan di SDN Karangklesem 01, setelah lulus dia melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Kutasari di tahun 2000. Selepas lulus dari SMP di tahun 2002, kemudian melanjutkan studinya di SMK YPLP Perwira Purbalingga sampai tahun 2005 lalu dilanjutkan berkuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Dan sekarang dia menjadi Guru Bahasa Inggris di SMP N 3 Kutasari dan diberi tugas tambahan sebagai Pembina Pramuka.

Kepala Sekolah SMP N 3 Kutasari : Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I.

Priyanto lahir di Purbalingga pada tanggal 24 September 1979, dari pasangan Achmad Sukadi dan Senen (Almh) di desa Majapura. Masa kecil dan remajanya ia habiskan di Majapura dengan mengenyam pendidikan agama di masjid Baitul Muttaqien di bawah asuhan KH. Ahmad Syafi’i dan Kyai Khoerun, selanjutnya di Pondok Pendidikan Islam (PPI) Majapura di bawah asuhan KH. Mas’ut Noer Halim, kemudian belajar kitab kuning di rintisan Pondok Pesantren Mambaul Hisan di bawah asuhan KH. Slamet Nurhayanto.

Priyanto menempuh pendidikan formal di SD N 2 Majapura, SMP N 2 Bobotsari, SMK KB Purbalingga, S-1 PAI STAIN Purwokerto, S-2 MPI IAIN Purwokerto, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 Studi Islam di UIN Saezu Purwokerto.

Beberapa karya tulisnya dimuat di mediamassa, majalah dan jurnal. Adapun karya tulis berupa buku yang sudah diterbitkan diantaranya; Spiritualitas Pendidikan Islam (2016), Khasanah Pendidikan Islam (ed.) (2017), Konsep Bermain Dalam PAI (2017), Kepemimpinan Sekolah Islam (2018), Moderasi Islam Antologi Wacana Pendidikan dan Agama (2019), kontributor buku Moderasi Beragama dalam PAI (2019), Kontributer dalam Buku Kazanah Pendidikan Indonesia Julid 1, 2, dan 3 (2020), Arah Baru Pendidikan Agama Islam di Era Digital (2020), Pendidikan Islam Naquib Al Attas (2021), dan Bersama guru-karyawan SMP N 3 Kutasari menulis buku berjudul Meniti Pandemi (2022).

Ia juga aktif diberbagai pelatihan, sebagai peserta, narasumber, fasilitator, maupun instruktur k-2013. Ayah dari Harfian Muhammad Iqbal (kelas 9 SMP) dan Hauriza Maulidya Islami (kelas 7 SMP), adalah guru SMP berprestasi Kab. Purbalingga (2015) dan juara menulis buku (2021). Saat ini diamanahi sebagai Ketua DPD AGPAII Kab. Purbalingga 2019-2024 dan Kepala SMP N 3 Kutasari.

Sistem Persamaan Lienear Dua Variabel

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

  1. Memahami Konsep Sistem Persamaan Linear Dua variabel
  2. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)

Sebelum mempelajari sistem persamaan linear dua variabel, terlebih dahulu kita perlu memahami apa itu persamaan linear dua variabel. Persamaan linear dua variabel (PLDV) adalah suatu persamaan yang tepat mempunyai dua variabel dan masing-masing variabelnya berpangkat satu.

Berikut beberapa contoh persamaan linear dua variabel.

Penyelesaian dari persamaan linear dua variabel dapat ditentukan dengan menyubstitusikan (mengganti) suatu nilai ke sebuah variabel, kemudian akan diperoleh nilai variabel yang lainnya. Untuk sebuah persamaan linear dua variabel, terdapat lebih dari satu penyelesaian.

  1. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah dua buah PLDV yang saling terkait, dan kedua PLDV tersebut memiliki penyelesaian atau akar yang sama.

Selanjutnya, sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dapat disajikan dalam berbagai bentuk dengan berbagai variabel, misalnya:

Perbedaan antara persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel yaitu sebuah persamaan linear dua variabel (PLDV) mempunyai penyelesaian yang tak berhingga banyaknya. Sementara itu, sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) pada umumnya hanya mempunyai satu pasangan nilai sebagai penyelesaiannya. PLDV adalah sebuah persamaan yang mandiri, artinya penyelesaian PLDV itu tidak terkait dengan PLDV yang lain, sedangakan SPLDV terdiri dari dua PLDV yang saling terkait, dalam arti penyelesaian SPLDV harus sekaligus memenuhi kedua PLDV pembentuknya.

  1. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggambar Grafik

Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel berupa pasangan berurutan yang merupakan salah satu penyelesaian untuk setiap persamaan. Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel adalah titik potong grafik dari kedua persamaan.

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggambar grafik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Gambar grafik kedua persamaan dalam satu bidang koordinat.
  2. Perkirakan titik perpotongan kedua grafik.
  3. Periksa titik potong kedua grafik dengan menyubstitusikan nilai x dan y ke dalam setiap persamaan.

Contoh:

  1. Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan

Penyelesaian:

  1. Gambar grafik kedua persamaan.
  • Perhatikan persamaan

Menentukan koordinat dua titik yang terletak pada grafik tersebut. Supaya lebih mudah, untuk persamaan di atas kita menentukan titik potong grafik dengan sumbu X dan sumbu Y.

  • Perhatikan persamaan
  • Grafik dari kedua persamaan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
  1. Perkirakan titik potong kedua grafik.

Titik potong kedua grafik adalah (6, -2).

  1. Periksa titik potong.

Jadi, penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah

  1. Tentukan penyelesaian sistem persamaan berikut dengan menggunakan grafik.

Penyelesaian:

  1. Gambar grafik kedua persamaan.
  • Perhatikan persamaan
  • Perhatikan persamaan
  • Grafik dari kedua persamaan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
  1. Perkirakan titik potong kedua grafik.

Garis sejajar, sehingga tidak mempunyai titik potong.

Jadi, sistem persamaan tidak mempunyai penyelesaian.

CARA MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

Terdapat 4 metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan SPLDV, yaitu:

1. Metode grafik

Pada metode grafik, kita akan menggambar grafik dari dua buah persamaan yang telah kita buat pada langkah sebelumnya. Cara yang paling mudah untuk menggambar grafik adalah dengan mencari titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y. Berdasarkan contoh di atas, kita dapat menentukan titik potong dari masing-masing persamaan sebagai berikut:

penyelesaian spldv metode grafik

 Sehingga, diperoleh titik potong dari kedua garis yaitu (x,y) = (100,170). Sebelumnya, kita telah memisalkan panjang tali dengan variabel x dan tinggi Kumamon dengan variabel y. Jadi, sudah dapat ditentukan nih berapa panjang tali dan juga tinggi si Kumamon itu. YapJawabannya adalah 100 cm untuk panjang tali dan 170 cm untuk tinggi Kumamon.

Bagaimana, mudah, kanMetode grafik ini biasanya berguna jika nilai koefisien dan nilai konstanta dari persamaannya bukan merupakan bilangan bulat, sehingga lebih baik digambar untuk memudahkan mencari nilai x dan y nya.

2. Metode eliminasi

Metode yang kedua adalah metode eliminasi. Metode ini bertujuan untuk mengeliminasi salah satu variabel untuk mengetahui nilai variabel lainnya. Caranya dapat kamu lihat pada contoh di bawah ini. 

penyelesaian spldv metode eliminasi

 Berdasarkan metode eliminasi, diperoleh nilai x = 100 dan y = 170. Jadi, dapat diketahui kalau panjang tali adalah 100 cm dan tinggi badan Kumamon adalah 170 cm. Sampai sini, menurut kamu, lebih mudah pakai metode yang mana, nihHehe

3. Metode substitusi

Metode substitusi bertujuan untuk mengganti nilai suatu variabel di suatu persamaan dari persamaan lainnya. Hah?! Gimana, gimana? Tenang, kalau bingung, caranya dapat kamu lihat ada contoh berikut ini:

penyelesaian spldv metode substitusi

Berdasarkan metode substitusi, diperoleh nilai x = 100 dan y = 170. Jadi, dapat diketahui kalau tinggi badan Kumamon adalah sebesar 170 cm dan tali yang dipakai Kumamon untuk bermain lompat tali adalah 100 cm.

4. Metode gabungan

Metode ini merupakan gabungan dari metode eliminasi dan substitusi. Caranya, kamu dapat menggunakan metode eliminasi untuk mencari nilai x terlebih dahulu, kemudian ganti variabel x dengan nilai x yang sudah diperoleh dengan menggunakan metode substitusi untuk memperoleh nilai y. Paham, nggakYuk, kita simak baik-baik caranya pada contoh di bawah ini!

penyelesaian spldv metode gabungan

Berdasarkan metode gabungan, diperoleh nilai x = 100 dan y = 170. Sehingga, dapat diketahui kalau panjang tali adalah sebesar 100 cm dan tinggi Kumamon adalah 170 cm. Perlu kamu ketahui kalau metode gabungan ini merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk menyelesaikan masalah SPLDV.

Nah, kalau kamu perhatikan, dari keempat metode penyelesaian SPLDV di atas, akan diperoleh hasil yang sama. Jadi, bebas sebenarnya mau pakai metode yang mana saja. Meskipun begitu, kamu harus tetap menguasai keempat-empatnya, ya.   

Selanjutnya, kita akan mencari tahu berapa panjang tali yang diperlukan agar Kumamon dapat bermain lompat tali tanpa harus tersangkut di tubuh gemoynya. Jika kamu membaca kembali contoh soal di atas, maka dapat diketahui kalau setidaknya, tali tersebut harus dua kali lebih panjang dari ukuran sebelumnya (2x). Jadi, sudah dapat kita ketahui ya, kalau panjang tali yang diperlukan agar tidak tersangkut di tubuh gemoy Kumamon adalah 2x = 2(100) = 200 cm.

Oke, apa tanggapanmu setelah mempelajari keempat metode penyelesaian SPLDV di atas? Easy bukan? Meskipun kelihatannya panjang dan rumit, tapi jika kamu memperbanyak latihan soal, pasti akan mudah, kok.

Oh iya, bagi kamu yang masih bingung dengan materi ini, jangan ragu untuk tuliskan pertanyaanmu lewat Class room atau lewat WA ke bu guru ya ?

LATIHAN SOAL

1. Perhatikan persamaan-persamaan berikut !
(i) 3p + 5q = 10
(II) 2×2 – 3y = 6
(III) 3y = 5x – 2
(IV) 3x + 5 = 2x – 3y

Yang bukan merupakan persamaan linear dua variabel adalah ….
a. (i)
b. (II)
c. (III)
d. (IV)
Pembahasan:
(i) 3p + 5q = 10 : merupakan PLDV karena terdapat variabel p dan q
(II) 2×2 – 3y = 6 : bukan PLDV karena 2×2 merupakan bagian dari persamaan kuadrat bukan persamaan linear


(III) 3y = 5x – 2 : merupakan PLDV karena terdapat variabel x dan y
(IV) 3x + 5 = 2x – 3y : merupakan PLDV karena terdapat variabel x dan y
Jawaban: b

2. Perhatikan persamaan-persamaan berikut !
(i) 15 – 5x = 23
(II) 5x = 20 – 3y
(III) x2 – y2 = 49
(IV) 3×2 + 6x + 12 = 0

Yang merupakan persamaan linear dua variabel adalah ….
a. (I)
b. (II)
c. (III)
d. (IV)
Pembahasan:
(i) 15 – 5x = 23 : bukan PLDV karena hanya terdapat satu variabel
(II) 5x = 20 – 3y : merupakan PLDV kkarena terdapat variabel x dan y
(III) x2 – y2 = 49 : bukan PLDV karena x2 dan y2 merupakan bagian dari persamaan kuadrat bukan persamaan linear


(IV) 3×2 + 6x + 12 = 0 : bukan PLDV karena terdapat 3×2 merupakan bagian dari persamaan kuadrat bukan persamaan linear
Jawaban: b

3. Rina membeli 3 kg apel dan 2 kg jeruk. Uang yag harus dibayarkan adalah Rp 65.000,00.
Jika diubah menjadi persamaan linear dua variabel, maka pernyataan tersebut menjadi ….
a. 3x + 2y = 65.000
b. 3x – 2y = 65.000
c. 3x + 2y = 65
d. 3x – 2y = 65
Pembahasan:
Misal x = apel
Y = jeruk
Harga 3 kg apel dan 2 kg jeruk = 65.000
Jika dijadikan persamaan linear dua variabel adalah 3x +2y = 65.000
Jawaban: a

4. Seorang pedagang menjual 3 buah pensil dan 5 buah buku seharga Rp 19.500,00.
Jika diubah menjadi persamaan linear dua variabel, maka pernyataan tersebut menjadi ….
a. 3x – 5y = 19.5
b. 3x + 5y = 19.500
c. 3x – 5y = 19.5
d. 3x + 5y = 19.500
Pembahasan :
Misal x = pensil
Y = buku
Harga 3 buah pensil dan 5 buah buku adalah 19.500
Jika dijadikan persamaan linear dua variabel adalah 3x + 5y = 19.500
Jawaban : d
5. Keliling sebuah persegi panjang adalah 64 cm.
Jika diubah menjadi persamaan linear dua variabel, maka pernyataan tersebut menjadi ….
a. 2p – 2l = 64
b. p x l = 64
c. 2p + 2l = 64
d. p + l = 64
Pembahasan :
Rumus keliling persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)
Missal p = panjang
l = lebar
Bentuk persamaan linear akan menjadi : 2p + 2l =64
Jawaban : c

6. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 12, x – y = 4 adalah ….
a. { 4 , 8 }
b. { 12 , 4 }
c. { 4 , 12 }
d. { 8 , 4 }

https://3.bp.blogspot.com/-HMpDVOtcYo8/XJsPIhO4AXI/AAAAAAAAJs0/tZfEd0MjbdclGQjGhbqGGdKwrEIMpjBygCLcBGAs/s1600/Soal-PLDV-1.jpg

7. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x – y = 6, x + y = 10 adalah ….
a. {8 , 2}
b. {2 , 8}
c. {6 , 10}
d. {10 , 6}

https://1.bp.blogspot.com/-DRZSMSkgzyM/XJsP1cKv1RI/AAAAAAAAJs8/-2evMaQ_mewvcARdZSILNKQITl8vvGRbwCLcBGAs/s1600/Soal-PLDV-2.jpg

8. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x – 5y = 1, 4x – 3y = 9 adalah ….
a. {1, 3 }
b. {2, 5 }
c. {3, 1 }
d. {4, 3 }

https://4.bp.blogspot.com/-wDxa9uPJSMs/XJsQ3d-f9UI/AAAAAAAAJtI/iRUTpnKV01w9WZ2WOCN8CHr_kHSbUlqLACLcBGAs/s1600/Soal-PLDV-3.jpg

9. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x – y = 4, -2x – 3y = -4 adalah ….
a. {4 , -4}
b. {2 , 0}
c. {2 , 3}
d. {2 , -2}

https://3.bp.blogspot.com/-lnFvoxEF2dw/XJsR0lRl9gI/AAAAAAAAJtQ/aDEA6TaNG9IG3LMXix8xDLaldyv1r4DIwCLcBGAs/s1600/Soal-PLDV-4.jpg

10. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 4x = 5y, 3y = 7 – 5x adalah ….
a. {-35/13 , -28/13}
b. {28/13, 35/13}
c. {-28/13, -35/13}
d. {35/13 , 28/13}

https://1.bp.blogspot.com/-8s06mrIwC4M/XJsSiZpCF-I/AAAAAAAAJtY/ypfS4nLOyzke66Cj6z7Jq1TD4O6YRMT0gCLcBGAs/s1600/Soal-PLDV-5.jpg

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2013. Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga

As’ari, Abdur Rahman, et. al. 2017. Buku Siswa Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1 Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.