Pertemuan Pertama
Peluang Empirik
Peluang adalah sebuah cara yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa. Batas – batas nilai peluang . Sedangkan peluang empirik adalah perbandingan antara frekuensi kejadian (n(A)) terhadap percobaan yang dilakukan (n(S)). Materi peluang empirik memiliki beberapa istilah yang harus dimengerti antara lain:
- Percobaan atau eksperimen yaitu suatu kegiatan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan.
- Kejadian adalah himpunan bagian dari semua hasil percobaan.
Rumus untuk menghitung peluang empirik :
Keterangan :
Peluang kejadian A
Banyaknya kejadian acak A
Banyaknya kejadian acak suatu percobaan
Contoh :
Tito dan Bowo sedang melakukan percobaan dengan menggunakan dua buah uang logam seperti tampak pada gambar disamping. Mereka melambungkan dua buah uang logam itu sebanyak 30 kali, kemudian mereka menyajikannya dalam tabel berikut :
No
|
Uang Logam ke 1
|
Uang Logam ke 2
|
Keterangan
|
Frekuensi
|
1
|
A
|
A
|
(A,A)
|
10
|
2
|
A
|
G
|
(A,G)
|
6
|
3
|
G
|
A
|
(G,A)
|
8
|
4
|
G
|
G
|
(G,G)
|
6
|
Tentukan :
Peluang muncul kedua uang logam tersebut memiliki sisi yang sama
-
-
-
-
- Peluang muncul angka pada uang logam pertama dan gambar pada uang logam kedua
Penyelesaian :
- Berdasarkan tabel diatas diketahui munculnya kedua uang logam yang memiliki sisi yang sama yaitu (A,A) dan (G,G). Sisi (A,A) muncul sebanyak 10 kali dan sisi (G,G) muncul sebanyak 6 kali.
Jadi peluang muncul kedua uang logam tersebut memilik sisi yang sama adalah
- Berdasarkan tabel diatas munculnya angka pada uang logam pertama dan gambar pada uang logam kedua sebanyak 6 kali.
Jadi peluang muncul angka pada uang logam pertama dan gambar pada uang logam kedua
Pertemuan Kedua
Ruang Sampel dan Titik Sampel
Ruang sampel (dinotasikan dengan S) adalah himpunan yang unsur-unsurnya merupakan hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Hal ini berarti ruang sampel sama dengan kejadian acak suatu percobaan. Banyaknya anggota dalam ruang sampel dinotasikan dengan n(S) = N.
Titik sampel adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam ruang sampel. Kejadian acak dari kemunculan sesuatu dalam percobaan pada materi ini disebut dengan kejadian. Hal ini berarti, kejadian merupakan himpunan bagian dari suatu ruang sampel. Dalam menyusun ruang sampel suatu percobaan dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu diagram pohon, membuat tabel, dan mendaftar.
Contoh 1.
Pada pelambungan sebuah uang logam lima ratusan, hasil yang mungkin mucul adalah gambar garuda (G) atau angka 500 (A), maka ruang sampelnya adalah {G, A}. Titik sampel adalah G dan A. Kejadian yang mungkin terjadi adalah {G} atau {A}.
Contoh 2.
Pada pelambungan dua buah uang ogam lima ratusan, hasil yang mungkin muncul dapat dinyatakan dalam tiga cara, yaitu :
Dengan diagram pohon
Ruang sampel : {(G, G), (G, A), (A, G), (A, A)}.
Titik sampel : (G, G), (G, A), (A, G), dan (A, A).
Kejadian yang mungkin terjadi : {(G, G)}, {(G, A)}, {(A, G)}, atau {(A, A)}.
Dengan tabel
Uang logam 2
Uang logam 1
|
G
|
A
|
G
Hasil yang mungkin muncul
Hasil yang mungkin muncul
|
(G, G)
|
(G, A)
|
A
|
(A, G)
|
(A, A)
|
Ruang sampel : {(G, G), (G, A), (A, G), (A, A)}.
Titik sampel : (G, G), (G, A), (A, G), dan (A, A).
Kejadian yang mungkin terjadi : {(G, G)}, {(G, A)}, {(A, G)}, atau {(A, A)}.
Dengan mendaftar
Hasil yang mungkin terjadi adalah (G, G), (G, A), (A, G), dan (A, A).
Ruang sampel : {(G, G), (G, A), (A, G), (A, A)}.
Titik sampel : (G, G), (G, A), (A, G), dan (A, A).
Kejadian yang mungkin terjadi : {(G, G)}, {(G, A)}, {(A, G)}, atau {(A, A)}.
Contoh 3.
Pada pelambungan tiga uang logam lima ratusan secara bersama-sama, hasil yang mungkin muncul adalah sebagai berikut :
- Dengan diagram pohon
Ruang sampel : {(G, G, G), (G, G, A), (G, A, G), (G, A, A), (A, G, G), (A, G, A), (A, A, G), (A, A, A)}.
- Dengan tabel
Penentuan ruang sampel pada pelambungan tiga uang logam dibuat langsung menggunakan tabel akan sulit dilakukan dan hal ini dapat diatasi dengan membuat tabel dua kali, yaitu tabel hasil pelambungan uang logam 1 dan uang logam 2 kemudian digabung dengan uang logam 3.
Tabel hasil pelambungan uang logam 1 dan uang logam 2 (hasil awal)
Uang logam 2
Uang logam 1
|
G
|
A
|
G
Hasil awal
Hasil awal
|
(G, G)
|
(G, A)
|
A
|
(A, G)
|
(A, A)
|
Tabel gabungan hasil awal dan uang logam 3
Uang logam 3
Hasil awal
|
G
|
A
|
(G, G)
Hasil akhir yang mungkin terjadi
Hasil akhir yang mungkin terjadi
|
(G, G, G)
|
(G, G, A)
|
(G, A)
|
(G, A, G)
|
(G, A, A)
|
(A, G)
|
(A, G, G)
|
(A, G, A)
|
(A, A)
|
(A, A, G)
|
(A, A, A)
|
Ruang sampel : {(G, G, G), (G, G, A), (G, A, G), (G, A, A), (A, G, G), (A, G, A), (A, A, G), (A, A, A)}.
- Dengan mendaftar
Ruang sampel : {(G, G, G), (G, G, A), (G, A, G), (G, A, A), (A, G, G), (A, G, A), (A, A, G), (A, A, A)}.
Contoh 4.
Pada pelambungan sebuah dadu bermata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, hasil yang mungkin muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6. Titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Ruang sampelnya adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Kejadian yang mungkin terjadi adalah {1}, {2}, {3}, {4}, {5}, atau {6}
Contoh 5.
Pada pelambungan dua dadu secara bersama-sama, hasil yang mungkin muncul adalah sebagai berikut :
- Dengan diagram pohon
Ruang sampel : {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
- Dengan tabel
Dadu 2
Dadu 1
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
(1, 1)
|
(1, 2)
|
(1, 3)
|
(1, 4)
|
(1, 5)
|
(1, 6)
|
2
|
(2, 1)
|
(2, 2)
|
(2, 3)
|
(2, 4)
|
(2, 5)
|
(2, 6)
|
3
|
(3, 1)
|
(3, 2)
|
(3, 3)
|
(3, 4)
|
(3, 5)
|
(3, 6)
|
4
|
(4, 1)
|
(4, 2)
|
(4, 3)
|
(4, 4)
|
(4, 5)
|
(4, 6)
|
5
|
(5, 1)
|
(5, 2)
|
(5, 3)
|
(5, 4)
|
(5, 5)
|
(5, 6)
|
6
|
(6, 1)
|
(6, 2)
|
(6, 3)
|
(6, 4)
|
(6, 5)
|
(6, 6)
|
Ruang sampel : {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
- Dengan mendaftar
Ruang sampel : {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
Contoh 6.
Pada pelambungan satu uang logam lima ratusan dan satu dadu bermata enam secara bersama-sama, hasil yang mungkin muncul adalah sebagai berikut :
- Dengan diagram pohon
Ruang sampel : {(G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6), (A, 1), (A, 2), (A, 3), (A, 4), (A, 5), (A, 6)}
- Dengan tabel
Dadu
Uang logam
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
G
|
(G, 1)
|
(G, 2)
|
(G, 3)
|
(G, 4)
|
(G, 5)
|
(G, 6)
|
A
|
(A, 1)
|
(A, 2)
|
(A, 3)
|
(A, 4)
|
(A, 5)
|
(A, 6)
|
Ruang sampel : {(G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6), (A, 1), (A, 2), (A, 3), (A, 4), (A, 5), (A, 6)}
- Dengan mendaftar
Ruang sampel : {(G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6), (A, 1), (A, 2), (A, 3), (A, 4), (A, 5), (A, 6)}
Berdasarkan Contoh 1, Contoh 2, dan Contoh 3, diperoleh bahwa :
- pada pelambungan satu uang logam, n(S) = 2 = 21
- pada pelambungan dua uang logam, n(S) = 4 = 22
- pada pelambungan tiga uang logam, n(S) = 8 = 23
sehingga jika dilakukan pelambungan uang logam sebanyak n, maka banyak anggota ruang sampel (n(S)) = 2n
Berdasarkan Contoh 4 dan Contoh 5, diperoleh bahwa :
- pada pelambungan satu dadu, n(s) = 6 = 61
- pada pelambungan dua dadu, n(s) = 36 = 62
sehingga jika dilakukan pelambungan dadu sebanyak n, maka banyak anggota ruang sampel (n(S)) = 6n
Pertemuan Ketiga
Peluang teoritik adalah perbandingan antara frekuensi kejadian yang diharapkan terhadap frekuensi kejadian yang mungkin (ruang sampel). Biasanya peluang teoritik digunakan saat percobaan yang dilakukan hanya satu kali.
Rumus Peluang Teoritik
Keterangan:
= Peluang
= Frekuensi kejadian yang diharapkan
= frekuensi kejadian yang mungkin (ruang sampel)
Contoh:
Pada Sebuah kantong terdapat kelereng dengan warna merah buah, hijau buah dan sisanya berwarna biru, kemudian diambil satu buah kelereng secara acak. Tentukan peluang jika yang terambil adalah kelereng biru?
Penyelesaian:
Banyaknya seluruh kelereng,
Jumlah kelereng merah
Jumlah kelereng hijau
Jumlah kelereng biru,
Peluang terambil kelereng biru:
Pertemuan Keempat
- Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan dari sejumlah kejadian adalah banyaknya kejadian dikalikan dengan peluang kejadian itu. Misalnya pada pecobaan A dilakukan n kali, maka frekuensi harapan dirumuskan dengan :
Keterangan :
Frekuensi harapan kejadian A
Peluang kejadian A
n = Banyaknya percobaan
Contoh :
Pada percobaan pelambungan 3 uang logam sekaligus sebanyak 240 kali, tentukan frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka.
Penyelesaian :
|
AA
|
AG
|
GA
|
GG
|
A
|
AAA
|
AAG
|
AGA
|
AGG
|
G
|
GAA
|
GAG
|
GGA
|
GGG
|
Ruang sampel = {(AAA),(AAG),(AGA),(AGG),(GAA),(GAG),(GGA),(GGG)}
Titik sampel = (AAA),(AAG),(AGA),(AGG),(GAA),(GAG),(GGA),(GGG)
{(AGG),(GAG),(GGA)}, = 3
Jadi dari 240 pelambungan 3 uang logam secara bersama – sama frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka adalah 90 kali
- Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan ada ruang sampel S, A adalah kejadian yang merupakan bagian dari ruang sampel,maka juga bagian dari ruang sampel.
(bagi kedua ruas dengan )
Jadi rumus untuk menghitung peluang komplemen suatu kejadian yaitu :
Contoh :
Hari ini cuaca mendung, peluang hari ini turun hujan adalah 0,85. Berapakah peluang hari ini tidak turun hujan ?
Penyelesaian :
Misalkan kejadian A adalah hari ini turun hujan
Jadi peluang hari ini tidak turun hujan adalah .